KABAR MOJOKERTO – Sudah sekitar 8 tahun warga di Dusun Kelompok, Desa Mojogebang, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto ini menikmati jalan rusak. Warga mendambakan sentuhan pembangunan infrastruktur untuk mempermudah aktivitas mereka.
Pantauan Cak Karmo di lokasi, jalan penghubung antara Dusun Kelompok, Desa Mojogebang dan Dusun Segawe, Desa Mojowono, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto itu nampak berlapis tanah serta bongkahan batu kerikil dan batu besar.
Banyak terdapat bekas lubang-lubang yang diurug menggunakan pecahan paving dan bongkaran bangunan rumah. Kendaraan roda 2 yang melintas nampak berjalan zig-zag guna menghindari jalan yang tak rata.
Informasi yang diterima dari warga sekitar, jalan rusak yang panjangnya sekitar 500 meter tersebut merupakan akses jalan utama yang dilalui warga Dusun Kelompok dalam memenuhi perekonomian. Selain itu juga akses anak sekolah untuk menuju tempat pendidikan.
“Jalan ini ikut area Dusun Segawe, cuma jalan ini akses utama warga sini (Dusun Kelompok). Orang mau ke pasar lewat sini, anak sekolah SMK Negeri 1 Kemlagi juga banyak yang lewat sini,” kata Joko Sutrisno warga Dusun Kelompok kepada Cak Karmo di lokasi, Kamis (10/8).
Menurutnya, kondisi jalan semakin miris ketika musim hujan tiba. Selain jalannya menjadi becek berlumpur dan licin juga banyak lubang yang digenangi air.
“Kalau hujan jeblok (becek) terpeleset jatuh. Kayak gini saja kadang-kadang ngerem dadakan jatuh. Ban bocor juga sering,” tegasnya.
Dijelaskan Joko, sudah hampir 8 tahun jalan tersebut tidak tersentuh perbaikan oleh pemerintah. Selama ini masyarakat secara swadaya melakukan perbaikan terhadap jalan yang rusak itu. Namun perbaikan yang dilakukan masyarakat secara swadaya tersebut tidak bisa semulus jalan beraspal pada umumnya. Sebab warga memperbaiki jalan rusak itu dengan urugan tanah bercampur batu kecil.
“Dulu diaspal hanya satu kali waktu dibangun itu, setelah itu tidak pernah ada perawatan. Kemudian warga iuran untuk memperbaiki sendiri,” ungkapnya.
Warga sendiri sudah bosan membuat keluhan dari tingkat desa. Sebab beberapa kali usulan tidak mendapat tanggapan serius dari pemerintah.
“Hampir 8 tahun (tidak ada perawatan), sudah sering diusulkan tapi tidak ada tindakan. Dulu pernah katanya mau diperbaiki tapi batal,” tandanya.