Sooko- Galeri Rasu’an Lampahan di Desa/Kecamatan Sooko memproduksi batik tulis khas Kabupaten Mojokerto. Motif-motif batik yang dihasilkan sarat makna.
Galeri Rasu’an Lampahan adalah milik Lina Desriana Pratiwi (40). Desainer busana ini mulai berbisnis batik tulis sekitar 2 tahun yang lalu.
“Sejak batik ditetapkan menjadi warisan budaya Indonesia oleh Unsesco, saya tergerak ingin mengembangkan desain busana batik tulis,” kata Lina di tempat usahanya, Selasa (7/2/2023).
Setiap helai kain batik diproduksi secara tradisional dengan teknik tulis. Lina selama ini dibantu sejumlah karyawan yang mayoritas penyandang disabilitas.
Mulai dari menggambar pola motif, mempertebal pola dengan canting dan lilin, sampai pewarnaan. Saat ini, ibu tiga anak itu sudah mempunyai 25 motif batik tulis bertema Majapahit.
Di balik motif-motif batik tulis bertema Majapahit itu ternyata mempunyai filosofi masing-masing. Seperti motif Sooko Projo Sawiji Tribuwana Tungga Dewi yang terinspirasi dari situs purbakala Watu Ombo di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko.
Batik motif Sooko Projo Sawiji ini merupakan motif batik tulis pertama yang dihasilkan. Batik itu dipesan khusus Camat Sooko, Masluchman.
“Memang selama ini saya membuat motif dan desain busana sesuai profesi pemesannya atau custom,” ujarnya.
Ada juga batik tulis motif Surya Majapahit dan Uang Gobog Majapahit. Motif batik tulis Surya Majapahit dibuat karena diyakini sebagai lambang kerajaan. Sedangkan motif kepingan uang gobog menggambarkan status sosial seseorang.
“Batik ini kami rancang sebagai pengingat bahwa uang menjadi bermanfaat jika pemiliknya mempunyai kesadaran sosial yang tinggi. Uang justru menjadi malapetaka bagi yang menghamba,” ujarnya.
Selain motifnya yang khas dan filosofis, kain batik ini menggunakan pewarna alam. Yaitu memanfaatkan daun pandan, daun suji, secang, kunyit, serta ekstraksi daun strobilanthes cusia untuk mendapatkan zat warna alami indigo.
Lina membanderol batik bermotif Sooko Projo Sawiji, serta Surya Majapahit dan Uang Gobog Majapahit berukuran 300 x 115 cm seharga Rp 2,5 juta.
“Kalau pewarna kimia kami pakai neptol dan remasol. Harganya mulai Rp 600 ribu per potong,” terangnya.