BerandaEkonomi & BisnisLika Liku Perajin Miniatur Kereta Api di Mojokerto, Riset Dulu Sebelum Merakit

Lika Liku Perajin Miniatur Kereta Api di Mojokerto, Riset Dulu Sebelum Merakit

Kranggan- Mereka yang bekerja dari hobi merupakan orang yang paling  beruntung. Itulah yang dirasakan Kunto Wijoyo (44), perajin miniatur kereta api (KA) di Kota Mojokerto.

Di balik karyanya itu terdapat proses panjang yang cukup menguras tenaga dan otak. Meski begitu, rasa lelah tergantikan dengan omzetnya. Dalam satu bulan, ia mampu meraup penjualan sampai Rp 12 juta.

Kunto mulai merancang miniatur KA sejak tahun 2015 di rumahnya, Penarip Gang 2 nomor 35, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Ia memanfaatkan teras rumahnya sebagai workshop.

Dari tangan kreatifnya, sudah ribuan miniatur kereta beragam model lahir. Mulai dari KA penumpang, KA barang dan KA sarana khusus dari zaman Kolonial Belanda, awal Indonesia merdeka, sampai model terbaru yang diproduksi PT INKA.

Miniatur kereta api itu mirip dengan aslinya. “Kereta api yang saya buat ini beroperasi di Jawa-Sumatera,” katanya, Selasa (31/1/2023).

Miniatur KA batu bara yang beroperasi di Sumatera contohnya. Kunto membuatnya lengkap dengan isi batu bara. Ada juga kereta rescue yang digunakan untuk evakuasi, dibuat lengkap dengan crane-nya.

“Saya jual detail, jual kemiripan dengan KA aslinya. Mulai dari ukuran, bentuk sampai livery-nya. Jadi, bukan KA mainan, tapi miniatur KA,” jelas Kunto.

Merakit miniatur kereta api tidak bisa langsung ke tahap produksi. Sebelumnya ia harus lebih dulu melakukan riset tentang model KA yang akan ia buat.

Data tersebut bisa berasal dari blueprint (cetak biru) dari produsen KA aslinya, atau mencari di internet. Apabila datanya minim, bapak dua anak ini harus survei langsung KA asli di Stasiun Mojokerto.

Selain itu, ia juga mengandalkan ingatan saat berkunjung ke stasiun. Mengingat, Kunto merupakan seorang anak mantan Kepala Stasiun Mojokerto.

Bodi Miniatur kereta api dibuat dengan beberapa bahan. Yakni pipa PVC, akrilik dan mika. Sedangakan untuk rodanya, ia datangkan dari Amerika dan Tiongkok.

“Soal ukuran kami mengacu ke Jepang. Karena lebar relnya sama dengan rel KA di Indonesia. Yakni pakai skala 1:80, artinya ukuran asli KA dibagi 80,” ungkapnya.

Menurutnya bagian paling sulit adalah membuat bagian atap miniatur KA. Sebab dibutuhkan ketelitian. Masing-masing sisi ukurannya harus sesuai untuk menghasilkan bodi yang seimbang.

“Paling sulit membuat atap KA yang melengkung, kalau menghaluskannya tidak telaten, begitu dipasangkan dengan bodi, tidak bisa presisi,” terangnya.

Sistem penggerak miniatur KA menggunakan motor di dalam lokomotif. Hanya saja suplai listrik berasal dari alat pengontrol yang disambungkan ke rel.

Listrik kemudian dialirkan dari rel ke semua roda untuk didistribusikan ke motor, lampu depan dan speaker.

Selama ini, Kunto hanya melayani pemesanan gerbong KA tanpa lokomotif. Dalam satu bulan, ia mampu membuat 20 sampai 25 gerbong.

Satu rangkaian KA minimal terdiri dari 6 gerbong, yaitu 4 kereta penumpang, 1 kereta kargo dan 1 kereta restorasi. Namun, jumlah gerbong tergantung pesanan juga.

“Kalau pemesan ingin seperti aslinya juga bisa. Seperti KA Bima ini ada 8 gerbong aslinya. Ya saya buatkan. Kalau ada pesanan lokomotif saya kerja sama dengan teman di Bandung,” kata Kunto.

Satu miniatur gerbong KA dihargai mulai Rp 400 ribu sampai Rp 700 ribu. Jika membeli satu rangkaian gerbong, harganya tetap dihitung per satu gerbong, bukan paket.

Kunto menunjukan miniatur kereta api buatannya.

Dalam memasarkan buah tangannya, Kunto sudah memanfaatkan platform digital dan media sosial. Ia menjelaskan, mayoritas pembeli adalah orang yang benar-benar cinta dan hobi terhadap KA model (Kamod).

Pembeli datang dari berbagai daerah di Jawa, Medan, Sulawesi, Kalimantan dan Bali. Tidak hanya perorangan, instansi terkait juga kerap memesan ke Kunto.

Dari bisnis miniatur KA ia mampu meraup omzet sampai Rp 12 juta setiap bulan. Kunto dapat mengambil untung sekitar 40 persennya.

Selain membuat miniatur, ia juga menerima jasa pembuatan lanskape jalur KA. Desainya sesuai keinginan pemasan. Harganya cukup tinggi, antara Rp 7 sampai 15 juta, tergantung bahan yang digunakan.

“Kadang ada yang ingin pakai rumput asli, ada juga rumput sintetis. Nah, itu nanti yang menentukan harganya, bahan-bahan apa saja yang dipakai,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kabar Popular