BerandaEkonomi & BisnisPedagang Tahu di Mojokerto Terimbas Harga Kedelai Naik, Sebagian Perkecil Ukuran atau...

Pedagang Tahu di Mojokerto Terimbas Harga Kedelai Naik, Sebagian Perkecil Ukuran atau Pilih Merugi

KABAR MOJOKERTO – Terimbas harga kedelai naik, pedagang tahu di Mojokerto perkecil ukuran. Bahkan sebagian diantaranya tetap pertahankan harga dan ukuran dan lebih mempertahankan pelanggan meski berpotensi merugi.

Harga kedelai yang naik, baik kedelai lokal ataupun impor. Harga kedelai lokal naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 11.000/Kg, sedangkan kedelai impor dari Amerika Serikat naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 12.500/Kg.

Salah satu perajin yang terdampak adalah Pabrik milik Saim di Dusun Ngareswetan Desa Ngareskidul Gedeg Mojokerto.

Lokasi usaha rumahan milik Saim memproduksi 120 bak tahu yang masing-masing berukuran 50×50 cm. Produksinya untuk melayani 8 pedagang pukul 07.00-14.00 WIB.

Proses produksi tahu di lokasi usaha milik Saim di Gedeg Mojokerto.

Abdul Hadi Rosyid (38) warga Desa Ngareskidul yang menjadi pedagang langganan pabrik ini mengatakan harga kedelai naik sejak 1 bulan lalu.

“Sekarang saya campur kedelai lokal dengan impor karena kedelai lokal langka. Sebelum harganya naik, saya pakai kedelai lokal saja,” kata Hadi di lokasi usaha milik Saim.

Kini sejak terjadi kenaikan harga, setiap harinya Hadi memasak 20 Kg kedelai di pabrik tahu milik Saim ini, menghasilkan 8 bak tahu.

Menyiasati tingginya harga kedelai, supaya ia tidak merugi maka Hadi mengurangi ukuran tahunya.

Pada hari biasa setiap bak menjadi 33 potong tahu, setelah harga naik setiap bak menjadi 35 potong tahu. “Harganya tetap Rp 1.500 per potong,” jelasnya.

Imbas dari kenaikan harga bahan baku ini, juga menurunkan jumlah keuntungan. Hadi biasa menjual tahunya di Pasar Keboan Jombang. Omzet penjualannya rata-rata Rp 400.000 per hari.

Naiknya harga kedelai juga membuat keuntungannya turun signifikan. “Keuntungan turun Rp 40.000 per hari. Biasanya Rp 140.000, sekarang Rp 100.000,” paparnya.

Proses produksi tahu di lokasi usaha milik Saim di Gedeg Mojokerto.

Berbeda dengan Hadi, pedagang lainnya yaitu Sulaiman (50) yang menjadi pelanggan di lokasi usaha milik Saim yang sudah beroperasi sejak 2005 silam, ia memilih mempertahankan ukuran dan harga tahu buatannya untuk menjaga hubungan dengan pelanggan agar tidak kabur.

Setiap loyang tahu ia potong menjadi 40 potong tahu. Ia lantas menjajakan tahu itu keliling wilayah Kemlagi, Mojokerto seharga Rp 1.250/potong.

“Keuntungan saya turun 10-20 persen demi memepertahankan pelanggan. Karena ukuran dan harga jual tahu tetap,” paparnya.

Ia membuat tahu 2 kali dalam sehari, yaitu pagi dan siang. Sekali produksi, ia menghabiskan 20 Kg kedelai untuk menghasilkan 7-8 bak tahu. Sehingga setiap harinya ia menjajakan 14-16 bak tahu.

“Jadi, ongkos produksinya beli kedelai, sewa pabrik Rp 30.000 2 kali produksi, bayar tukang masak Rp 34.000 untuk 2 kali produksi,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kabar Popular