Pungging – Buah tin merupakan buah yang populer bagi kalangan Muslim karena menjadi buah istimewa yang namanya disebut-sebut dalam Al Quran pada surat At Tin.
Latar belakangnya yang berasal dari daratan Arab atau Timur Tengah, kemudian buah ini tergolong buah langka di Indonesia. Soal manfaat, bisa dikatakan buah ini memiliki banyak manfaat yang berguna hal.
Ternyata, buah yang berasal Timur Tengah ini bisa tumbuh di Indonesia. Ini dibuktikan oleh seorang pembudidaya yang berhasil memanen buah ini, meskipun kondisi cuaca Indonesia dan Arab cenderung berbeda.
Yayan salah satu pembudidaya buah tin warga Dusun Joho Desa Tempuran Kacamatan Pungging Kabupaten Mojokerto, menjadi salah satu orang Indonesia yang berhasil membudidayakan buah ini.
Yayan baru memulai membudidayakan buah bernama latin Ficus carica bulan November 2022. Yayan bersama karyawannya, Anang Faisal membudidayan buah tin dengan cara green house.
Menurut Faisal, buah tin memiliki banyak manfaat. Daun dan buahnya bisa digunakan untuk pengobatan. Seperti membantu melancarkan serta menyehatkan pencernaan, mengatasi maag, dan mengobati diabetes. Daun pohon tin juga bisa dimanfaat menjadi minuman teh.
Mengenai perawatan, Faisal menerangkan pertumbuhan buah ini tergantung pada air dan matahari. Selagi airnya cukup dan terkena sinar matahari buah tin akan tumbuh dengan baik.

“Perawatannya nggak sulit, airnya jangan kebanyakan dan harus kena sinar matahari yang cukup. Mengenai kondisi tanah saat proses tanam juga dikasih pupuk,” katanya kepada Kabarmojokerto.id.
Ketika terserang hama pun juga tidak perlu repot, karena dapat dirawat dengan disemprot obat antihama.
Pengalamnanya selama membudidayakan buah tin, Faisal juga pernah mendapati tanamannya terserang hama. Daun yang awalnya hijau berubah menjadi kering dan timbul bintik-bintik putih.
“Pohonnya pernah hampir mati karena terserang hama. Akhirnya saya carikan obat antihama setelah disemprot selama satu minggu daunnya sudah tumbuh subur lagi. Karena kalau dibiarkan daunnya akan kering. Buahnya juga akan timbul bintik-bintik coklat,” terangnya.
Faisal menjelaskan, budidaya buah tin ini berawal dari keinginannya bersama Yayan mengenalkan buah asal Timur Tengah itu. Ia menganggap buah ini spesial dan harganya mahal. Awal budidaya, Ia membeli bibit cangkok dari temannya asal Krian Sidoarjo.
“Awal-awal beli 200 bibit cangkok seharga 15 ribu dari teman di Krian,” jelasnya.
Ada berbagai cara untuk mengembangkan pohon tin, metode cangkok atau stek bisa digunakan.

Sistem stek dipilih Faisal, pengembangan buah tin dengan sistem stek batang sangat mudah. Batang yang dipilih, langsung dipotong dan direndam sebentar dalam cairan fungisida atau air nutrisi Hidroponik. Tujuannya untuk mencegah timbulnya jamur pada tanaman.
Faisal menerangkan, bibit pohon buah tin tinggal ditancapkan di polybag kecil yang sudah dicampur sekam, tanah, dan pupuk. Polybag direndam dengan air nutrisi hidroponik menggunakan wadah nampan.
“Bibit perawatannya cukup di siram dan direndam degan air nutrisi. Kalau cuaca panas dua sampai tiga hari baru disiram,” terangnya.
Setiap pohon buah tin yang sudah berumur 1 bulan dan ketinggianya 15 sentimter (cm) dipindah ke dalam polyabag yang lebih besar. Di dalam polyabag berukuran besar ini, perawatannya menggunakan Autopot. Alat ini dapat menyiram tanaman secara otomatis
Penggunaan Autopot cukup mudah. Langkah awal, memasukan media tanam berupa tanah, pupuk dan tanaman buat tin ke dalam pot tersebut. Setelah itu diisi air kurang sampai ke dalam nampan pot yang tersambung listrik.
Air nutrisi yang dituangkan itu berasal dari tandon. Air akan secara otomatis mengalir ketika di dalam pot habis.

“Fungsi Autopot itu untuk menjaga pengisian air secara otomatis. Begitu air di dalam habis, maka katupnya menbuka lalu mengisi sampai ketinggian 3 cm. Kalau sudah 3 cm otomatis tertutup, begitu seturusnya,” ungkap Faisal.
Faisal membatasi pohon buah tin ini hanya dengan dia cabang atau tangkai saja. Menurutnya, pohon yang memiliki dua cabang dapat mengahasilkan buah tin berikuran besar dan lebih manis.
“Kalau semakin banyak cabang memang banyak buahnya, tapi pertumbuhannya kecil-kecil,” tandasnya.
Dalam waktu 1-2 bulan sudah dapat pohon memanen, satu pohon mampu menghasil 20 sampai 30 buah tin dalam jangka waktu 3 bulan. Ciri-ciri yang sudah matang merah kehitaman, kuning, teksturnya empuk.
Kini, Yayan dan Faisal telah memiliki dua green house berisi pohon buah tin. Satu greean house terdapat 80 pohon buah tin. Sementara, ia juga memiliki 50 bibit buah tin untuk persiapan pegembangan.

Sejauh ini, kata Faisal, tempat budidayanya belum banyak dikunjungi orang. Karena dirinya masih belum fokus promosi budidaya. Saat ini fokus percobaan autopot untuk budidaya buah tin.
Harapan kedepannya, green housenya ia berharap bisa menjadi agrowisata buah tin di Mojokerto.
Kendati demikian, Faisal tetap menawarkan hasil dari budidaya buah tin melalui media sosial. Per seperempat kilogram buah tin ia banderol Rp 40 ribu. Sedangkan 1 kilogram Rp 100 ribu.
Pelanggannya dari berbagai macam daerah di Jawa, Jakarta dan Bandung. Pengirimannya melalui paket.
Sementara ini ia tidak menerima pesanan dari luar pulau Jawa meski ramai permintaan. Sebab, buah tin tergolong buah yang mudah hancur karena teksturnya lembek. Menurut Faisal, buah tin mampu bertahan hanya 3 hari.