Pungging- Yani Suharto (57) sukses membudidayakan cabai paling pedas sedunia di dusun Joho, Desa Tempuran, Pungging, Kabupaten Mojokerto. Cabai Carolina Reaper dari Carolina Selatan, Amerika Serikat itu ia budi dayakan menggunakan sejumlah teknologi. Harga hasil panennnya mencapai Rp 1,2 juta/Kg.
1 dari 12

Yani membudidayakan Cabai Carolina di dalam 3 green house. Masing-masing green house luasnya 5,5 x 40 meter persegi berisi 100 pohon. (Foto M Gusta)

Terdapat 4 varian Cabai Carolina di green house milik yani. Salah satunya berwarna merah. (Foto M Gusta)

Varian kedua Carolina Reaper warna kuning. Bentuk cabai ini bulat dengan permukaan kasar. (Foto M Gusta)

Cabai Carolina warna putih juga tak kalah menarik. Tingkat kepedasannya sama dengan varian merah. (Foto M Gusta)

Ada juga Cabai Carolina warna cokelat di green house Yani. Setiap pohon Carolina Reaper menghasilkan 7 ons cabai sekali panen. (Foto M Gusta)

Untuk membudidayakan Cabai Carolina, Yani menggunakan teknologi Water Guard. Teknologi ini membuat penyiraman 300 pohon cabai berjalan otomatis. (Foto M Gusta)

Media tanamnya tanah campur bakaran sekam. Setiap pohon Cabai Carolina ditempatkan di pot berdiameter 40 cm. (Foto M Gusta)

Yani membutuhkan waktu 3 bulan untuk merawat Cabai Carolina sampai panen pertama. Jika perawatannya bagus, hanya butuh 1,5 bulan untuk panen kedua. (Foto M Gusta)

Harga Carolina Reaper saat ini mencapai Rp 1,2 juta/Kg. Karena bibitnya mahal, perawatannya rumit, serta cabai ini masih langka. (Foto M Gusta)

Carolina Reaper cabai terpedas ketiga di dunia setelah Pepper X dan Dragons Breath. Tingkat kepedasannya 1,4-2,2 juta scoville heat units (SHU) atau 14-22 kali lebih pedas daripada cabai lokal. (Foto M Gusta)
(Penulis: Muhammad Gusta)
[…] Melihat Lebih Dekat Budi Daya Cabai Paling Pedas Sedunia di Mojokerto pertama kali tampil pada Kabar […]