Mojoanyar– Hobi menjadi pilihan hampir semua orang untuk melepaskan penat dari kesibukan sehari-hari. Ada banyak pilihan hobi yang bisa dilakukan di rumah.
Salah satunya adalah memelihara ikan Koi. Hobi tersebut bisa menjadi sederhana namun juga bisa menguras dompet untuk segala keperluannya.
Semakin unik corak dan ragamnya, semakin cantik pula ikan yang berasal dari negeri Sakura itu. Inilah yang membuat Rhokim (35) warga Dusun Gempal Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto tertarik untuk memelihara ikan Koi sebagai hobi.
Asam manis sudah ia lalui selama empat tahun beternak ikan Koi. Mulai mati karena cuaca yang ekstrem dan gagal menetas. Awalnya bapak dua anak ini hanya memiliki 10 ekor berbagai jenis ikan Koi dan beberapa pasang ikan Koki.
“Awalnya iseng ikut-ikutan teman, lama-lama asyik,” kata Rhokim kepada kabarmojokerto.id, Minggu (15/1/2023).
Pertama kali memelihara ikan Koi, Rhokim membangun sebuah kolam terpal berukuran 3×1 meter di belakang rumahnya. Ditempat itulah 10 ekor ikan pertamanya dipelihara. “Ikannya beli dari Pare. Saat itu harga Rp 10 ribu yang ukuran sekitar 10 centimeter,” ujarnya.
Perjalanannya memelihara ikan Koi pun tak semulus yang dibayangkan. Hampir tiap bulan ikan Koi yang dipelihara mati satu persatu, dia pun harus membeli ikan baru lagi untuk menambah koleksinya.
“Biaya awal Rp 600 ribu untuk beli 10 ekor Koi. Tapi ada saja tiap bulan yang mati,” terangnya.
Setelah dua tahun berjalan, pria yang berprofesi sebagai tukang permak baju itu pun membangun kolam beton di depan rumahnya.
Rhokim mengaplikasikan kaca pada kolam berukuran 2×2 meter itu. Dia juga menambahkan pompa air untuk mengalirkan air, ke tangki penyaringan (chamber filter).
“Biayanya bikin kolam depan ini sekitar Rp 7 juta lebih. Ada ruangan namanya chamber filter, tempat penyaringan, kotoran ikan dan sisa makanan akan tertinggal di filter agar air di kolam tetap jernih,” tegasnya.
Saat ini Rhokim mempunyai koleksi 14 ekor ikan koi berbagai jenis mulai dari kohaku, karasi, shanke dan kiko. Ukurannya pun bermacam-macam, dari yang kecil ukuran 10-15 centimeter hingga yang besar 20-30 centimeter.
“Betuknya sama yang membedakan corak dan warna,” ucapnya.
Rhokim juga punya dua ekor ikan Koki yang berbeda jenis. Pertama jenis Koki Rantu dan Koki Oranda.
“Koki yang membedakan bentuknya. Jenis Rantu itu tidak punya sirip atas, tapi kalau Oranda ada siripnya. Kalau bentuk kepala sama panjangnya sama saja,” tegasnya.
Untuk perawatan, termasuk untuk konsumsi makan ia belajar dari teman satu kampungnya yang sukses membudidayakan ikan koi selama bertahun-tahun.
Dalam satu bulan ikan peliharaan Rhokim menghabiskan 1 kilogram pakan. Namanya adalah pelet. Pakan itu dibeli dari toko aksesoris hewan yang ada di Pasar Sawahan, Kecamatan Bangsal. “Makan sehari 1 kali, harga pakannya Rp 20 ribu per kilogram,” terangnya.
Tidak ada perawatan khusus untuk memelihara ikan warna-warni ini. Menurut Rhokim, yang paling penting adalah mengontrol ruang chamber filter, agar kotoran ikan setiap hari tersaring sehingga air selalu bersih.
“Kalau musim panas sering kali taburkan garam ke kolam. Tujuannya menguatkan imun, itu sudah umum dan terbukti,” ungkapnya.