Trowulan- Berkunjung ke Kabupaten Mojokerto tak lengkap rasanya jika tak mencicipi kuliner khasnya, yaitu sambal wader. Asal Sobat Karmo tahu, ada warung sambal wader legendaris lo di Trowulan.
Sambal wader merupakan kuliner yang melegenda dan digandrungi masyarakat. Konon, kuliner satu ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Tak heran banyak warung sambal wader di sekitar Kolam Segaran, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kolam raksasa ini peninggalan Kerajaan Majapahit.
Dari sekian banyak warung, ada salah satu yang legendaris. Yakni Warung Sambel Wader Asli Majapahit milik Rukiyatin (64) atau lebih dikenal Bu Tin.
Ia bersama suaminya, Ahmad Syafii (68) mendirikan warung sejak tahun 1990. Lokasinya berada di sebelah kanan Kantor Desa Trowulan. Warung tersebut buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
“Saya beri nama Asli Majapahit karena saya asli sini,” katanya ketika berbincang dengan Kabarmojokerto.id, Kamis (5/2/2023).
Bu Tin bercerita, awal warungnya berdiri tidak menyediakan olahan sambel wader. Berselang 5 tahun kemudian, ia baru memulai mengolah wader menjadi menu andalan.
Saat itu, kebetulan kolam segaran surut. Banyak warga termasuk dirinya mengambil ikan di dalamnya.
Mayoritas warga mengambil ikan berukuran besar. Namun, ia malah lebih memilih wader yang mungil untuk tambahan lauk pauk.
Tak disangka, ternyata olahan sambel wader begitu diminati hingga saat ini. “Dulu hanya saya yang jualan sambal wader di sini. Sekarang semuanya jualan sambal wader,” ujarnya.
Nasi sambal wader Bu Tin ini memiliki rasa yang khas dan resep bumbu yang berbeda. Kekuatan rasanya ada pada sambal yang segar dan tidak begitu pedas.
Bu Tin menyajikan sambal yang diulek setiap ada pembeli. Mulai awal berjulan hingga saat ini, terasi yang ia gunakan hanya satu jenis, yaitu terasi udang dari Tuban.
Bumbu sambal berupa cabai, tomat, bawang merah, bawang putih, dan terasi ditumbuk pada saat masih segar tanpa digoreng. Bumbu sambal mentah itu membuat rasa pedasnya kian mantap saat dipadukan dengan gurih dan renyahnya ikan wader.

Ikan-ikan kecil seukuran jari kelingking yang digoreng garing itu ditaburkan di atas cobek bersama sambal tadi. Sebagai lalapan, disertakan irisan mentimun dan daun kemangi.
Ketika digigit, wader berasa renyah dan gurih serta tidak meninggalkan rasa asin di lidah. Selain wader, warung Bu Tin juga menyedikan sambel belut, lele, mujair, ayam dan udang.
Harganya pun bervariasi. Mulai dari Rp 20 sampai 23 ribu per porsi. Selain itu, ada pula botok simbukan, tahu dan tempe, daun talas, ontong dan ikan klotok. Harganya mulai dari Rp 4-7 ribu saja.
“Paling laris nomor satu sambal wader, lainnya botok simbukan, tahu tempe, ontong, patin dan udang,” ungkapnya.
Nah jika Sobat Karmo lewat atau sedang berwisata sejarah di kawasan Trowulan, kurang afdol jika tidak mampir dan mencicipi sambal wader.
Selain itu kita bisa melihat situs arkeologi zaman Majapahit dengan melihat bangunan dan candi yang ada. Mencicipi makanan khas Majapahit juga membawa kita pada suasana kehidupan pada zaman itu.