BerandaSejarahBerkat Inovasi Cinta Dylan Padaku, Puskesmas Watukenongo Sukses Tekan Stunting di Pungging

Berkat Inovasi Cinta Dylan Padaku, Puskesmas Watukenongo Sukses Tekan Stunting di Pungging

Pungging – Puskesmas Watukenongo Kecamatan Pungging, Mojokerto sukses tekan kasus stunting dengan menjalankan inovasi Cinta Dylan Padaku.

Kepala Puskesmas Watukenongo Rakhmawarwati menuturkan, kasus stunting menjadi atensi khusus Puskesmas Watukenongo sejak tahun 2022. Mengingat Pemerintah Pusat menargetkan angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 % pada tahun 2024.

Salah satu jurus jitu Puskesmas Watukenongo mencegah dan menurunkan stunting adalah inovasi cinta Dylan padaku. Ini merupakan program yang fokus mencegahan dan menurunkan stunting dengan pelayanan terpadu.

Kegiatan pencegahan terdiri dari 6 kegiatan yang meliputi penyuluhan, pemeriksaan, dan pemberian obat-obatan. Pertama, pencegahan dimulai sejak dini pada remaja putri sebagai calon ibu kelak dengan minum tablet tambah darah Bersama disekolah pada kegiatan jumat ceria.


Kedua, pelayanan dan pemeriksaan terpadu calon pengantin Wanita sebagai screening awal untuk mendeteksi adanya anemia dan kekurangan energi kronis. Ketiga, pelayanan dan pemeriksaan terpadu ibu hamil dengan ANC terpadu dipuskesmas. Keempat, pelayanan dan pemeriksaan terpadu bayi dan balita yang berisiko stunting.

Kemudian kelima, kegiatan lain yang dilaksanakan diluar puskesmas, seperti kunjungan rumah calon pengantin KEK, ibu hamil KEK, bayi dan balita yang berisiko stunting maupun yang sudah stunting. “Hal ini bertujuan selain memberikan konseling atau penyuluhan secara personal juga untuk mengetahui kondisi lingkungan keluarga dan sekitar rumah,” kata Rakhmawarwati.

Dan keenam, kegiatan kunjungan rumah dengan melibatkan beberapa program yaitu Dokter, petugas gizi, KIA, Promkes, kesehatan keliling dan P2 bersama dengan tenaga Kesehatan di wilayah Kabupaten Mojokerto.

“Jika ditemukan sasaran yang berisiko atau penderita stunting,  maka dilakukan pemeriksaan secara komprehensif dengan pemantauan status gizi setiap 2 minggu sekali oleh tenaga kesehatan di Desa,” jelas Rakhmawarwati.


Masih kata Rakhmawarwati, hasil dari pemantaun status gizi dilakukan evaluasi oleh petugas gizi di Puskesmas. Setelah itu, petugas gizi dengan memberikan konseling tentang menu makanan bergizi yang sehat dan seimbang. “Diberikan daftar menu makanan sehat sehari-hari yang harus dikonsumsi dan diajarkan cara memilih dan mengolah menu makanan yang tinggi protein hewani, ” ungkapnya.

Petugas gizi akan terus memantau hasil perkembangan status gizi anak setiap 2 minggu sekali. Pun tak lupa berkoordinasi dengan tim percepatan penurunan stunting kecamatan dan desa dengan mengadakan kegiatan kunjungan rumah.

“Kegiatan kunjungan rumah Bersama lintas sector tingkat desa dan kecamatan antara lain camat dan jajaran tingkat kecamatan, kepala desa, TP PKK dan kader untuk memberikan dukungan baik secara spiritual, social dan materi diantaranya berupa PMT, susu, biscuit, vitamin, kacang hijau, telur dan lain-lain,” papar Kepala Puskesmas Watukenongo.

Selain itu, UPT Puskesmas Watukonongo juga memberdayakan masyarakat dengan memberikan edukasi tentang stunting. Materi yang diberikan terkait pentingnya makanan bergizi seimbang dan demo cara mengolah serta menyajikan makanan sehat.

Ia menambahkan, dengan adanya inovasi Cinta Dylan Padaku ini berhasil menurunkan angka stunting di Puskesmas Watukenongo. Pada tahun 2021 angka stunting sebanyak 38 anak atau 2,05 persen dari 1849 anak. Kenudian turun  menjadi 8 anak dengan prosentase 0,43 persen pada tahun 2022.

“Inovasi ini akan tetap kita lanjutkan pada tahun 2023 dengan harapan angka stunting bisa menurun atau menjadi persen sesuai dengan komitmen bupati kabupaten Mojokerto,” pungkas Rakhmawarwati.

 

Penulis : Herman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kabar Popular