Mojoanyar – Puskesmas Gayaman Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto memiliki taktik khusus untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM) sejak dini. Yakni melakui inovasi Si Pendekar.
Inovasi ini akronimi dari skrinning dan edukasi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular. Melalui inovasi tersebut Puskesmas Gayaman gencar melakukan pemeriksaan deteksi risiko PTM bagi masyarakat Mojoanyar, mulai dari usia 15 tahun.
Kepala Puskesmas Gayaman, Sandra Eka Ardhiany mengatakan, inovasi Si Pendekar dilatarbelakangi tingginya angka penderita darah tinggi dan diabetes melitus, di wilayah kerja Puskesmas Gayaman. Selain itu, banyak masyarakat yang tidak menyadari telah mengidap PTM.
Palayanan pemeriksaan PTM ini menyasar para pengantar pasien di Puskesmas Gayaman, meski sebelumnya tidak ada keluhan. Mereka diskrining dengan cara mengisi kuesioner dan beberapa tahapan pemeriksaan.
Tahapan pemeriksaan meliputi berat dan tinggi badan, tekanan darah, gula darah, pengukuran IMT, dan pengukuran lingkar perut.
“Ada yang tensinya tinggi tapi tidak keluhan. Ada juga yang awalnya tidak ada keluhan ternyata ketika diperiksa gulanya tinggi,” katanya kepada kabarmojokerto.id.
Tak hanya menyasar masyarakt umum, inovasi Si Pendekar ini juga melakukan pemeriksaan di sekolah. Para siswa diberika edukasi terkait tanda-tanda PTM dan penecegahan PTM.
Saat ini, lanju Sandra, tak dapat dipungkiri jika anak-anak banyak yang mengomsumi makanan dan minuman instan. Dimana, makanan dan minuman itu biasanya mengandung pemanis buatan.
“Sejauh ini masih di SMP 1, tahun ini harapannya seluruh sekolah se Kecamatan Mojoanyar. Jadi edukasi di sekolah ini sekaligus sosialisasi pencegahan anemia,” jelasnya.
Jika pada pemeriksaan ditemukan pasien yang memiliki PTM, maka pihak puskemas Gayaman akan menindak lanjuti dan mengarahkan pasien agar dapat mengontrol ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lengkap.
Sandra menjelaskan, penanganan PTM untuk anak usia remaja pihaknya berusaha mengendalikan tanpa obat-obat. Pada tahap awal, ia lebih mengedapankan memperbaiki pola makan si anak. “Kebanyakan remaja saat ini jajannya lebih banyak dibanding makannnya. Sehingga kita akan menggali lebih dulu seperti apa pola makannya,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2022 kunjungan pasien PTM mencapai 300 orang setiap bulan. selama ini mayoritas pasien di Puskesmas Gayaman terdeteksi mengidap hipertensi dan diabetes.
“kami layani dan edukasi setiap bulan ke puskesmas. Nangi di bulan ke tiga bulan kita lakukan skrining lagi. Paling tidak dalam satu tahun setiap orang dilakukan skrining dua kali dalam satu tahu,” pungkasnya.
Penulis : Herman