Kemlagi – UPT Puskemas Kedungsari, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto terus menggagas inovasi program untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan. Program jemput bola menjadi salah satu terobosan kreatif guna mempermudah masyarakat mengakses layanan kesehatan, tanpa harus pergi ke Puskesmas.
UPT Puskesmas Kedungsari ini membawai 8 desa, meliputi Desa Betro, Kedungsari, Watesprojo, Mojojajar, Mojosarirejo, Mojogebang, Beratkulon, dan Mojowiryo. Program jemput bola sendiri dikemas dengan Puskesmas Keliling (Pusling) ke setiap Dusun di masing-masing desa.
Kepala UPT Puskesmas Kedungsari, Yusy Mayta Andriyani mengatakan, saat ini UPT Puskesmas Kedungsari menitik beratkan pada inovasi yang berkaitan dengan rawat jalan. Karena, pihaknya banyak menerima keluhan dari masyarkat jika letak puskesmas jauh dari dusun-dusun.
“Meskipun di desa ada perawat dan bidan desa, tapi bidan desa tidak bisa menggantikan posisi laborat, dokter gigi dan dokter, kemudian alat-alatnya juga standart,” katanya.

Oleh kerena itu, inovasi jemput bola dengan program Pusling ini solusi tepat bagi masyarakat dusun untuk mengakses layanan kesehatan. Di Pusling, UPT Puskesmas Kedungsari memberikan berbagai layanan kesehatan secara gratis.
“Tidak hanya per desa, tapi kita jadwalkan rutin per dusun. Teman-taman juga membawa laborat sederhana, pemeriksa darah lengkap, asamurat, kolesterol,” terang Yusy.
UPT Puskesmas Kedungsari dibantu dengan perangkat desa, kader kesehatan, dan bidan desa mensosialisasikan kepada masyarakat terkait program Pusling. Program tersebut digelar satu minggu sekali secara bergilir.
Menurut Yusy, dengan adanya layanan jemput bola program Pusling ini mampu meningkatkan kunjungan puskesmas. Kunjungan di Puskemas Kedungsari rata-rata 60 orang dalam satu hari. Saat Pusling digelar di setiap Dusun, kunjungan mencapai 70 sampai 80 orang.
“Ternyata capaian akses kunjungan kita tinggi. Orang yang berkujung layanan Pusling dusun ini baik sakit atau tidak sakit. Karena kita sifatnya pencegahan dengan cara screening penyakit. Semua yang ingin berobat tidak perlu ke puskemes lagi, cukup datang ke pusling,” ungkapnya.
Sejauh ini, lanjut Yusu, belum ditemukan penyakit kategori berat. Mayoritas orang dewasa terdiagnosis hipertensi , kolestrol, dan asamurat. Menurut Yusy, beberapa penyakit tersebut disebabkan faktor usia dan gaya hidup.
“Untuk penyakit yang terdeteksi dan butuh pelayanan lanjutan, bisa kita rujuk ke Puskesmas. Seandainya di Puskesmas kurang memadai, maka kita rujuk ke rumah sakit. Minimal kita sudah mendeteksi penyakit masyarakat kita, yang mungkin sebelumnya mereka tidak berobat,” pungkasnya.