Mojosari- Kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan di RSUD Prof dr Soekandar, Mojosari, Kabupaten Mojokerto terus meningkat. Terbukti meski sempat turun karena 2 tahun pandemi COVID-19, kunjungan pasien kembali naik drastis.
Berdasarkan data yang dirilis RSUD Prof dr Soekandar, kunjungan pasien rawat jalan mencapai 88.131 jiwa pada 2019. Pengguna layanan rawat jalan di rumah sakit milik Pemkab Mojokerto ini anjlok selama 2 tahun pandemi COVID-19. Yaitu menjadi 68.490 pasien tahun 2020 dan 60.493 pasien tahun 2021.
Pasca pandemi COVID-19, kunjungan pasien rawat jalan kembali naik drastis menjadi 76.974 jiwa sepanjang 2022. Paling tinggi kunjungan di klinik penyakit dalam mencapai 13.961 pasien. Sedangkan Januari-Maret 2023, kunjungan pasien sudah mencapai 23.991 jiwa.
“Tahun 2019 paling tinggi pasien poli penyakit dalam 13.953 pasien, tahun 2020 dan 2021 paling tinggi pasien poli jantung 11.703 pasien dan 10.949 pasien,” terang Direktur RSUD Prof dr Soekandar, dr Djalu Naskutub kepada kabarmojokerto.id, Kamis (4/5/2023).

Begitu juga yang terjadi pada fasilitas rawat inap RSUD Prof dr Soekandar. Kunjungan pasien yang mencapai 12.166 pada 2019, anjlok menjadi 9.863 pasien tahun 2020 dan 7.616 pasien tahun 2021. Tahun berikutnya setelah pandemi COVID-19 berlalu, pasien rawat inap meroket menjadi 12.009 jiwa. Sedangkan Januari-Maret tahun ini sudah mencapai 3.472 pasien.
Meningkatnya kepercayaan publik terhadap RSUD Prof dr Soekandar juga terlihat dari kian tingginya jumlah pasien yang mengakses layanan penunjang. Meliputi layanan kemoterapi, hemodialisis, laboratorium, ruangan operasi, radiologi dan instalasi gawat darurat (IGD).
Sepanjang 2019, 84.722 pasien menggunakan layanan penunjang di RSUD Prof dr Soekandar. Kunjungan pasien sempat anjlok selama pandemi COVID-19, yakni menjadi 78.009 pasien tahun 2020 dan 75.536 pasien tahun 2021. Pasca pandemi, kunjungan kembali melejit hingga 92.441 pasien sepanjang 2022. Sedangkan Januari-Maret 2023 sudah mencapai 26.946 pasien.
“Dari tahun 2019 sampai tahun ini, paling banyak pasien di layanan hemodialisis,” jelas dr Djalu.
Tidak hanya itu, fasilitas Poliklinik Eksekutif RSUD Prof dr Soekandar yang baru dioperasikan 17 Mei 2022 sudah banyak melayani pasien. Sepanjang tahun lalu, fasilitas ini melayani 510 pasien. Paling banyak di klinik kandungan 198 pasien, disusul klinik nyeri 95 pasien, serta penyakit dalam 62 pasien. Sedangkan Januari-Maret 2023 sudah melayani 270 pasien.

Jika ditotal, sepanjang 2019, rumah sakit pelat merah ini melayani 185.019 pasien. Kunjungan pasien anjlok dalam 2 tahun berikutnya menjadi 156.362 pasien tahun 2020 dan 143.645 pasien tahun 2021. Tahun 2022 naik signifikan mencapai 181.934 pasien. Sedangkan Januari-Maret 2023 sudah mencapai 54.679 pasien atau 30,05 persen dari kunjungan tahun 2022.
“Tahun 2022 meningkat karena pandemi COVID-19 sudah selesai, ditambah lagi aturan rujukan berjenjang pasien dari faskes tingkat pertama sudah dihapus. Sehingga pasien dari faskes pertama bisa langsung dirujuk ke kami tanpa melalui rumah sakit tipe C,” ungkap dr Djalu.
Ia menambahkan, RSUD Prof dr Soekandar terus meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat. Salah satunya dengan menerapkan janji layanan bagi semua peserta Program JKN-KIS atau BPJS Kesehatan. Janji layanan meliputi menerima NIK/KTP/KIS digital untuk pendaftaran pelayanan, tidak meminta foto copy dokumen dari peserta JKN untuk syarat pendaftaran.
Juga memberikan layanan tanpa biaya tambahan di luar ketentuan, tidak membatasi hari rawat pasien sesuai indikasi medis, memberi obat sesuai kebutuhan dan tidak membebani peserta JKN untuk mencari obat sendiri, serta melayani semua peserta dengan ramah tanpa diskriminasi.
“Kami sudah memakai pendaftaran online untuk mengurangi antrean, menambah layanan-layanan baru yang belum ada di rumah sakit lain dan dicover BPJS Kesehatan, serta meningkatkan komunikasi yang baik dan ramah dengan pasien,” pungkas dr Djalu.
(Penulis: Muhammad Gusta)