Sooko- Banyak informasi berharga bisa digali dari Prasasti Masahar terkait kehidupan di zaman Mpu Sindok, Raja Medang atau Mataram Kuno abad 10 masehi. Prasasti yang ditemukan di Situs Gemekan, Kabupaten Mojokerto ini juga menguraikan kutukan kuno yang sangat mengerikan bagi siapa saja yang berani melanggar titah raja.
Prasasti Masahar yang kini disimpan di Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim di Trowulan, Kabupaten Mojokerto tergolong prasasti catur muka. Karena isi prasasti menggunakan Aksara Jawa Kuno dipahat pada keempat sisinya.
Bagian muka Prasasti Masahar menjelaskan ritual penetapan sima atau tanah bebas pajak di Masahar, wilayah Watek Padang oleh Raja Mpu Sindok tahun 852 saka atau 930 masehi. Sawah tersebut kini terletak di Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko.
Hasil pajak dari tanah ini digunakan khusus merawat dan operasional sebuah bangunan suci atau peribadatan bernama Prasada Kabhaktyan Pangurumbigyan. Bangunan suci tersebut ternyata berupa candi yang juga ditemukan para arkeolog di Situs Gemekan, Dusun Kedawung.
Sedangkan bagian punggung Prasasti Masahar menguraikan para pejabat yang hadir sebagai saksi dalam upacara penetapan sima. Mulai dari pejabat tingkat desa sampai kerajaan. Masing-masing pejabat menerima hadiah berupa emas dan kain.
Nah, lazimnya prasasti penetapan sima, Prasasti Masahar juga memuat kutukan bagi siapa saja yang melanggar titah raja. Berbagai kutukan pada masa Mpu Sindok ratusan tahun silam, ternyata sangat mengerikan. Sobat Karmo bisa menyimaknya di isi sisi kanan Prasasti Masahar.
“Bagian ini berisi kutukan, bagi mereka yang melanggar ketetapan sima mendapatkan hukuman,” kata Ahli Epigrafi, Ismail Lutfi dikutip kabarmojokerto.id dari YouTube BPCB Jawa Timur, Sabtu (28/1/2023).
Terjemahan sisi kanan Prasasti Masahar versi Ismail Lutfi
1. Kunya pa (tidak diterjemahkan)
2. Yanta tpa (tidak diterjemahkan)
3. i wuntat. wa, yang bisa diterjemahkan wuntat artinya belakang
4. Kuran. Tarung ring adgan, yang bisa diterjemahkan tarung itu artinya berhadapan atau berlaga
5. i wirangan. uwahi kalau diterjemahkan di belakang. berubah
6. Dipukul dan dibelah…Namun, apa yang dibelah, sudah hilang kalimatnya. Biasanya kalau pakai “wlah ka” itu kapala. Jadi, yang dibelah kepalanya
7. Perutnya dirobek, putus
8. Dikeluarkan isinya. Jadi, setelah perutnya dirobek tadi, dikeluarkan isinya
9. Hendaknya dimakan dagingnya, hendaknya diminum. Nah, biasanya yang diminum adalah rah atau darah
10. Pada saat itu hendaknya dibutakan matanya
11. Apabila engkau pergi ke…
12. Maka akan bertemu harimau dan akan dipatuk ular. Tentunya yang dimaksud kalau pergi ke hutan
13. Juga akan mendapatkan hukuman dari dewa. Apabila engkau pergi ke ladang
14. Maka akan kena sambaran petir, badannya dibelah
15. Maka juga akan jadi santapan Setan Wuil
16. Memanggil para makhluk gaib Hyang Kusi Ka dan Garga
17. (Makhluk gaib yang dipanggil) Metri, Kurusya, Patanjala. Kata-kata yang mengandung kekuatan atau suwuk
18. Pemberian suwuk dilakukan dari utara, selatan, barat dan timur
19. Dilempar ke angkasa
20. Semuanya dilempar kepada para roh leluhur
21. Dijatuhkan ke samudera yang besar, ditenggelamkan ke perairan
22. Supaya menjadi santapan makhluk Sang Hyang Jalammo
23. Agar menjadi santapan makhluk raksasa laut atau monster laut bernama Tuwiran dan menjadi makanan buaya
24. Demikianlah akan mati orang yang berbuat aniaya
25. Demikianlah orang-orang yang melanggar ketetapan tanah sima…
26. Di Masahar