Pungging – Puskesmas Pungging Mojokerto membikin sebuah gerakan menanam pohon kelor atau Gempo Kelor untuk melawan kasus stunting. Gerakan ini ternyata sukses berkontribusi menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Pungging.
Kepala Puskemas Pungging Heny Najawati mengatakan, selama ini pihaknya melihat banyak ibu tidak mampu memberi nutrisi kepada janin di masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Itu disebabkan banyak ibu tidak mampu beli makanan bergizi.
Oleh sebab itu, penanggung jawab (PJ) program gizi Puskesmas Pungging membuat sebuah inovasi Gempa Kelor. Hasil penanaman pohon kelor ini akan dibagikan secara gratis kepada ora ibu hamil dan ibu balita.
“Kelor ini untuk mencegah anemia dan stunting pada ibu hamil. Satu ibu satu pohon kelor,” katanya.
Heny menjabarkan, selain mudah dicari, kelor memiliki kandungan zat besi lebih banyak dari sayuran lainnya. Kelor juga mengandung protein nabati. Dimana, kegunaan zat besi pada kelor untuk ibu hamil adalah sebagai suplay tambahan zat besi, selain Tablet Tambah Darah (TTD).
“Gejalan pusing dan lemas bisa teratasi serta nafsu makan bisa meningkat. Sedangkan untuk Balita membutuhkan protein nabati untuk pertumbuhannya,”
Meski begitu, kandungan gizi masih kalah dengan hewani, tetapi tetap bisa dijadikan sebagai alternatif karena harganya tergolong ramah di kantong.
Ia menjelaskan, kandungan 1 gram daun kelor sama dengan 7 kali vitamin C jeruk, 4 kali kalsium susu sapi, 2 kali protein yogurt, 4 kali vitamin A wortel, 3 kali kalium pisang, serta 2 kali zat besi bayam.
“Cara memasaknya, masukkan ke air mendidih saat kompor akan dimatikan supaya gizi tidak hilang,” jelas Heny.
Tak hanya mendapatkan pohon kelor, ibu hamil dan ibu balita mendapat pelatihan cara mengolah daun kelor yang benar. Selain itu, Puskesmas Pungging juga memembuka layanan edukasi dan konsultasi gizi setiap hari Senin dan Rabu.
“Layanan tersebut juga dibuka di Puskesmas Pembantu (Pustu) Sekargadung setiap hari Selasa dan Mojorejo setiap hari Kamis,” ungkapnya.
Inovasi Gempo Kelor ini sudah berjalan sejak tahun 2022. Saat itu, kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Pungging sebanyak 15 balita per bulan Februari 2022. Kemudian terjadi kenaikan 17 balita stunting pada Agustus 2022.
Berkat inovasi tersebut, angka kasus stunting pada tahun 2023 di wilayah kerja Puskesmas Pungging menurun. “Setelah ada treatment kelor ini pada Februari 2023 menurun menjadi 15 balita,” pungkasnya.
Penulis : Herman