Ngoro – Sejak tahun 2017, UPT Puskesmas Ngoro, Mojokerto menerapkan pelayanan Teropong Sakti. Pelayanan ini untuk mengidentifikasi kelainan mata dan gangguan refraksi pada pelajar dengan alat sederhana.
UPT Puskesmas tersebut memberikan pelayanan keilling langsung ke seluruh sekolah SD, SMP, dan SMA se Kecamatan Ngoro. Jika ditemukan pelajar mengalami kelaianan mata, maka akan diberikan kacamatan khusus secara cuma-cuma alias gratis.
Kepala UPT Puskesmas Ngoro, Sunyoto mengatakan, pembuatan inovasi ini dilatarbelakangi banyak pelajar mengeluhkan pandangan mata buram dan buta warna. Sehingga, para anak penderita kelainan mata kesulitan berinteraksi saat mengikuti kegitan belajar mengajar.
“Inovasi ini penting agar anak-anak di sekolah bisa melihat dengan jelas dan bisa melakukan interaksi dengan guru,” katanya kepada kabarmojokerto.id.
Program inovasi biasanya dimulai setiap awal tahun ajaran baru. Petugas poli mata datang ke sekolah dengan membawa alat teropong sakti. Alat teropong sakti ini bentuknya seperti kacamata, namun menggunakan trial frame dan lensa khusus.

Sunyoto menjelaskan, petugas melakukan pemeriksaa dengan menggunakan bagan huruf dan angka atau snellen chart. Petugas meminta pelajar untuk membacakan huruf-huruf yang tertera pada bagan. Petugas akan mengatur perubahan jarak baca, sehingga kelainan mata dan gangguan refraksi dapat diketahui.
Apabila bisa melihat melalui teropong tersebut maka dia mengalami kelainan refraksi. Sementara, jika tidak bisa melihat ukuran yang diminta, maka mengindap kelainan bola mata.
“Kita banyak menemukan anak yang notabenenya sama sekali tidak melihat. Pengelihatan mereka buram karena jarak pandang mereka hanya 2 meter. Itu Kami menemui di beberapa tempat. Bahkan ada yang sampai katarak dan buta warna, ” ungkapnya.
Selain memeriksa, petugas juga mengajarkan cara mennggunkan alat tersebut agar para pelajar bisa saling memeriksa temannya sendiri. Apabila teridentifikasi mengidap kelainan mata atau gangguan refraksi, maka akan diketahui penanangananya hanya diberikan kacamata atau direkomendasikan pemeriksaan lanjutan ke dokter spesialis mata.
Masih kata Sunyoto, pada tahun 2022 ditemukan 300 lebih pelajar yah menderita kelainan mata dan gangguan refraksi. Penanganannya, mereka diharus menggunakan kacamata.
Menurutnya, kelainan mata dan gangguan refraksi ini disebabkan oleh penggunan gadget yang terlalu lama. Tak bisa dipungkiri, di era sekarang ketergantungan seseorang terhadap gadget sangat tinggi. Padahal, dampak terhadapnya kesehatan sangat luar biasa, salah satunya kelaianan mata.
“Ini disebabkan penggunaan ponsel yang berlebihan. Sehingga sinar yang ada di ponsel sudah mempengaruhi sistem refraksi di bola mata. Normalnya menggunakan ponsel 2 jam,” jelasnya.
Program pemberian kacamata gratis bagi pengidap refreksi mata, UPT Puskesmas Ngoro bekerjasama dengan pihak ke tiga melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Di bulan Februari 2023 ini, UPT Puskesmas menyalurkan kurang lebih 1400 kacamata gratis kepada masyarakat.
Selain terjun ke masyarakat, UPT Puskesmas Ngoro juga melayani pemeriksaan di poli mata setiap hari Kamis. Dalam satu hari kunjungannya mencapai 5 sampai 10 orang dengan berbagi keluhan mata.
“Kalau lansia paling bayak mengeluhkan katarak. Kalau anak diatas 5 tahun paling banyak berhubungan dengan miopa atau rabun jauh,” pungkasnya.