BerandaSejarahMengulik Komponen Elektronik Pesawat Aeromodelling Buatan Arek Mojokerto

Mengulik Komponen Elektronik Pesawat Aeromodelling Buatan Arek Mojokerto

Wates- Komunitas pecinta aeromodelling Mojokerto memproduksi sendiri pesawat yang mereka gunakan. Menariknya, pesawat buatannya itu dibuat dari styrofoam kotak buah dengan komponen elektronik khusus.

Bahkan, Komunitas Aeromodelling Mojokerto ini belajar otodidak untuk memproduksi miniatur pesawat terbang.

Kabarmojokerto.id mencoba mengunjungi rumah Riyanto (39), warga Jalan Bancang gang 5 nomor 43, Kelurahan Wates, Magersari, Kota Mojokerto. Rumah ini menjadi tempat pembuatan pesawat miniatur komunitas aeromodelling Mojokerto.

Di gang sempit itu Riayanto bersama temannya, Farid (38) dan Bagus (38), terlihat sibuk dengan membuat miniatur pesawat terbang dari styrofoam buah. Boks buah sengaja dipilih karena selain murah juga ringan dan mudah dibentuk.

Mereka membuat dan merakit pesawat secara mandiri. Model pesawatnya bermacam-macam, misalnya model pesawat Cessna, Piper Cub dan Wing Dragon. Tiga model pesawat aeromodelling ini jenis trainer. Pesawat jenis trainer biasanya digunakan dalam belajar (pemula).

Ada juga jenis glider pesawat layang. Jenis pesawat ini didesain untuk terbang tanpa mesin pendorong, hanya memanfaatkan angin untuk mempertahankan terbangnya.

Meski hanya terbuat dari gabus atau styrofoam buah, pesawat aeromodelling buatan Riyanto dan kawan-kawan mampu terbang tinggi dan bermanuver selayaknya pesawat sungguhan. Kemampuan mereka membuat pesawat mainan dari gabus yang diberi motor penggerak itu pun juga terhitung piawai.

“Bentuk pesawat punya karakter masing-masing. Kalau ditiru sesuai skala, gaya terbangnya persis pesawat sungguhan,” kata Riyanto kepada wartawan di rumahnya, Rabu (25/1/2023).

Riyanto menjelaskan, proses awal pembuatan miniatur pesawat terbang ini diawali dengan membentuk bodi mulai dari sayap sampai ekor pesawat. Riyanto dan teman-temannya hanya menggunakan cutter untuk membentuk pesawat model apapun. Kemudian dirangkai menggunakan lem.

“Setelah dirangkai diampelas sampai halus. Finishingnya hanya dilapisi isolasi berbagai warna sesuai kebutuhan. Barulah dipasang komponen elektroniknya,” jelasnya.

Kemudian hal penting dari proses membuat badan pesawat dari gabus tersebut, menurutnya, adalah menyeimbangkan badan pesawat pada pusat gravitasinya (central gravity). Titik pusat gravitasi pesawat terletak di 25 persen dari lebar sayap kiri dan kanan.

“Kalau pesawat elektrik, ada berat tidak seimbang bisa dikontrol dengan gyroscope atau stabiliser,” ujarnya.

Bersamaan dengan proses finishing, didalam pesawat gabus itu dipasang komponen elektronik penggerak pesawat. Terdiri dari motor brushless, servo motor untuk menggerakkan sayap, ESC untuk mengontrol kecepatan motor, baterai, serta receiver penangkap sinyal dari remot kontrol.

“Servo menggerakkan flap dan aileron di sayap pesawat, serta rudder dan elevator di ekor pesawat. Agar pesawat naik, elevator harus naik, kalau turun sebaliknya. Rudder untuk belok kondisi pesawat datar. Kalau aileron untuk belok sambil miring. Flap untuk take off dan landing harus diturunkan untuk menaikkan daya angkat pesawat,” bebernya.

Komponen mesin mulai dipasang usai perakitan badan pesawat dirakit.(Foto Lukman kabarmojokerto.id)

Lama terbang pesawat tergantung pada kapasitas baterai dan karakter pesawat. Baterai yang biasa digunakan jenis Li Ion dan Li Po. Begitu juga dengan kecepatan dan ketinggian pesawat tergantung dengan jenis remot yang digunakan.

“Kalau terbang fun rata-rata 7-15 menit, kalau adu kencang 3-4 menit baterai sudah habis. Makanya kita kadang bawa baterai banyak,” tambah Farid salah seorang senior di komunitas Aeromodelling Mojokerto.

Saat ini, Farid, Riyanto dan Bagus menggarap pesawat pesanan temannya berupa pesawat trainer. Pesawat dengan panjang bodi 85 cm dan bentang sayap 110 cm ia banderol Rp 1,2 juta. Harga tersebut sudah termasuk baterai dan remot kontrol.

Selanjutnya, mereka menggarap miniatur Boeing 777 sepanjang 150 cm dengan bentang sayap 200 cm. “Model Boeing 777 ini berat terbangnya 1,4 Kg. Harganya 1,8 juta sudah siap terbang, belum termasuk remot. Kalau plus remot low total Rp 3 juta,” tandas Bagus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kabar Popular