BerandaSejarahPatut Dicontoh, Budaya Gotong Royong Puskesmas Kedungasari dan Pemdes Bantu Anak Stunting

Patut Dicontoh, Budaya Gotong Royong Puskesmas Kedungasari dan Pemdes Bantu Anak Stunting

Kemlagi – Budaya gotong royong antara UPT Puskesmas Kedungsari dan para Pemerintah Desa (Pemdes) terhadap percepatan penurunan stunting patut dicontoh. Pihak UPT Puskesmas Kedungsari merasa terbantu dengan kepedulian Pemdes terhadap anak penderita stunting dan ibu hamil berisiko stunting.

UPT Puskesmas Kedungsari membawahi 8 desa, terdiri dari Desa Betro, Kedungsari, Watesprojo, Mojojajar, Mojosarirejo, Mojogebang, Beratkulon, dan Mojowiryo. Masing-masing Pemdes memperhatikan anak penderita stunting dan ibu hamil berisiko stunting dengan cara memberikan bantuan makanan tambahan.

Kepala UPT Puskesmas Kedungsari, Yusy Mayta Andriyani mengungkapkan, selama ini pihaknya selalu melaporkan kepada setiap Kepala Desa (Kades) terkait kasus stunting. Ia memang berharap dalam penanganan kasus stunting ada peran berbagai pemangku kepentingan.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa dibantu yang punya wilayah (Kades). Saya laporkan semua ke Kades, meraka selalu  support (mendukung) sampai kadang dibantu sembako, gula, kacang ijo, beras, telor, susu. Setiap desa beda-beda batuannya,” ungkapnya.

Sementara, UPT Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk pencegahan stunting. Seperti pendampingan calon pengantin (Catin) dan pemeriksaan rutin terhadap ibu hamil.

Konsep pendampingan Catin ini berkejasama denga KUA Kecamatan Kemlagi. Semua pasangan catin yang mendaftar di KUA diarahkan ke Puskesmas lebih dulu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan edukasi stunting.

Pendampingan ini diperlukan karena dilatarbelakangi banyak remaja atau pasangan usia subur mengidap anemia. Penyakit anemia kalau tidak dicegah akan berpotensi lahirnya bayi stunting.

Yusy memaparkan, anak yang mengalami stunting akan lebih rentan terhadap penyakit, dampak stunting tidak hanya berpengaruh pada aspek kesehatan, tetapi juga aspek kecerdasan anak dalam berpikir

“Tahun kemarin (2022) ada 126 Catin yang bisa kita dampingi. Termasuk ada ibu hamilnya juga,” kata Yusy.

Selain itu, UPT Puskesmas Kedungsari rutin melakukan pemeriksaan secara rutin bagi anak penderita dengan dibantu kader kesehatan yang tersebar disetiap desa.

“Ahli gizi saya suruh turun pada saat penimbangan ulang disana dibantu degan kader. Memang kader kami bisa melakukan sendiri meskipun tanpa ada tenaga kesehatan dari Puskesmas,” jelasnya.

Apabila saat pengukuran dan penimbangan ulang anak teridentifikasi stunting, maka akan dilakukan intervensi ke Puskesmas.

“Intervensi di Puskesmas kita beri edukasi menu makanan, gizi, asuapan tambahan, dan lain sebagainnya,” pungkas Yusy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kabar Popular