Mojokerto- Pemkab Mojokerto terus berinovasi melalui pengembangan teknologi digital di semua sektor. Dengan transformasi digital diharapkan mampu memacu pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Selain itu, mampu melaksanakan pelayanan publik lebih akseleratif.
Hal ini dibuktikan dengan pembuatan berbagai aplikasi yang terintregasi guna mempermudah pelayanan, baik untuk urusan pemerintahan maupun masyarakat.
Di sektor pendidikan misalnya, Dinas Pendidikan Kabupaten mojokerto membuat aplikasi untuk mempermudah urusan administrasi sekolah dan guru. Bahkan proses belajar dapat dipantau dengan mudah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Ardi Sepdianto mengatakan, aplikasi ini merupakan terobosan baru dari program digitalisasi sekolah.
Program digital sekolah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi guna memudahkan kegiatan belajar dan mengajar (KBM), baik untuk siswa maupun guru.
“Dari aplikasi itu saya tidak hanya bisa memantau jam guru mengajar, tapi saya juga bisa memastikan proses belajar bisa lebih menyenangkan, lebih modern, dan membuat asyik anak-anak,” kata Ardi kepada kabarmojokerto.id, Selasa (24/1/2024).
Aplikasi ini belum secara resmi diluncurkan, karena masih dalam tahap pengembangan. Sejauh ini, sudah ada 6 sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Kabupaten Mojokerto yang menjadi pilot project program digitalisasi sekolah. Salah satunya SMPN 1 Sooko.
Ardi menjelaskan, di beberapa ruang kelas keenam sekolah itu sudah dilengkapi dengan TV dan papan tulis interaktif digital. Alat tersebut terintegrasi dengan wifi guna menjalankan aplikasi pembelajaran yang ada.
Sehingga membuat KBM semakin menarik bagi siswa maupun guru. Karena fitur-fitur yang ada sudah dimodifikasi dan bisa desesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran di kelas.
“Paling gampang itu belajar dengan audio visual ya,” tandasnya.
Misalnya, pada kurikulum merdeka belajar terdapat materi penguatan Pancasila. Jika memberikan materi mengenai tolerensi, guru bisa menampilkan contoh melalui audio visual.
Sebagai penunjang pembelajaran digital, pihaknya membolehkan para siswa membawa dan mengoperasikan gawai. Sebab, Ardi mengungkapkan, dengan adanya program digitalisasi ini sekaligus ingin mengubah paradigma dampak negatif terhadap gadget untuk anak. Ia berupaya memunculkan sisi positifnya.
“Ke depan mungkin kita perbolehkan membawa gadget. Gadget berefek negatif, iya, tapi bagaimana kita mengendalikan itu. Bukan efek negatifnya yang dimunculkan, tapi sisi positifnya yang lebih banyak. Karena anak-anak kita sekarang sehari-hari mereka akrab dengan digital, Di rumah yang dipegang ya gadget,” ungkapnya.
Program digitilisasi sekolah ini pasti membutuhkan layanan internet. Terkait hal ini, Dispendik Kabupaten Mojokerto juga bakal memberikan jaringan internet dengan memasang fiber optik di separuh SMPN Kabupaten Mojokerto pada tahun 2023.
Meski begitu, layanan akses internet akan dibatasi di sekolah. Layanan internat hanya bisa untuk mengakses situs-situs tertentu yang berhubungan dengan pembelajaran.
“2023 ini kita sambungkan, mungkin bulan Maret-April. Tapi belum seluruh sekolah SMP ya, separuh dulu, ” terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Diskominfo Kabupaten Mojokerto itu.
Selain digitalisasi sekolah, lanjut Ardi, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati juga merencanakan pembuatan aplikasi untuk Puskesmas, guna meningkatkan kualitas dan mempercepat pemberian layanan.
“Tidak hanya melayani kejadian darurat saja, tapi juga melayani darurat orang sakit. Aplikasinya nanti ada di Android dan IOS,” katanya.
Aplikasi tersebut disambungkan dengan call center 112 milik Kominfo. Di dalamnya, dilengkapi dengan fitur panic button (tombol darurat).
Ketika seseorang ingin membutuhkan bantuan darurat, tinggal memencet panic button, maka secara otomatis akan tersambung dengan call center Kominfo. Operator pun akan segera memberitahu kepada instansi terkait.