Trowulan- Puskesmas Tawangsari, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto mempunyai cara khusus untuk mencegah anak stunting. Yaitu melalui program makan bareng, serta makan dan minum tablet penambah darah (Mabar dan Mamife).
Kepala UPT Puskesmas Tawangsari Siti Kumaiyah mengatakan program makan bareng dan minum tablet penambah darah berjalan sejak September 2022. Sampai saat ini, program tersebut menyasar SMPN 1 Trowulan di Desa Wonorejo.
“Setiap hari Jumat, para sisiwi kami ajak makan bareng, lalu minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia,” kata Siti kepada kabarmojokerto.id di kantornya, Rabu (8/2/2023).
Program makan bareng dan minum tablet penambah darah, lanjut Siti menjadi bagian dari upaya Puskesmas Tawangsari mencegah anak mengalami stunting. Yaitu tinggi badan anak di bawah standar usianya akibat kekurangan gizi kronis atau infeksi berulang.
“Karena remaja putri ke depan akan menjadi pengantin, program ini sebagai bekal mereka agar keturunannya tidak stunting,” terangnya.
Hingga awal 2023, kasus stunting di 7 desa wilayah kerja Puskesmas Tawangsari masih di angka 4 persen atau 47 anak. “Kami juga secara rutin melakukan kunjungan ke rumah mereka, memberi penyuluhan, susu dan vitamin,” jelas Siti.
Ahli Gizi (Nutritionist) Puskesmas Tawangsari Rina Wahyu Indarti menuturkan program makan bareng dan minum tablet penambah darah berangkat dari fenomena maraknya remaja putri yang tak sempat sarapan sebelum sekolah.
“Kalau tidak sarapan terus, kurang gizi seimbang otomatis pasti mengakibatkan anemia, daya konsentrasi mereka juga tidak bagus. Dari situlah saya bikin inovasi program itu,” ungkapnya.
Rina menambahkan remaja putri menjadi sasaran program ini karena mereka kelak akan menikah dan mempunyai anak. Jika mereka kekurangan gizi dan menderita anemia, bayi yang mereka lahirkan bakal stunting.
Menurutnya stunting terjadi pada 1.000 hari awal kehidupan, yakni sejak bayi di dalam kandungan sampai lahir dan berusia 2 tahu.
“Remaja putri nanti pasti akan menikah. Kalau menikah gizinya kurang, HBnya rendah, setelah melahirkan tidak diberi ASI, gizinya anak kurang sehingga menjadi stunting,” pungkasnya.