Jetis – Puskesmas Jetis membuat sebuah inovai gerakan seribu langkah per hari. Gerakan ini bertujuan agar masyarakat membiasakan diri melakukan aktivitas dengan berjalan kaki, terutama saat pagi hari.
Kepala Puskesmas Jetis, Nurcahyati Akbar Kusuma Wardani, inovasi ini dilatarbelakangi oleh berkurangnya aktivitas masyarakat beberapa tahun terakhir saat pandemi Covid-19.
“Tanpa disadari aktifitas masyarakat saat pendemi berkurang karena adanya lockdown,” katanya.
Oleh sebab itu, gerakan ini untuk mengajak seluruh masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa menuju tubuh yang sehat. Disamping itu, juga dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
Wardani menjelaskan, berjalan kaki sama efektifnya seperti berlari dalam hal pencegahan penyakit jantung dan stroke. Aktivitas ini membantu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol serta memperlancar sirkulasi darah.
“Cara memulainya tak perlu bingung. Kegiatan jalan kaki bisa dimulai dengan melakukan aktivitas apapun dengan berjalan kaki. Misalnya, mau ke pasar kalau dekat lebih baik tidak pakai kendaraan,” jelasnya.
Menurutnya, aktifitas jalan kaki tidak perlu lama, minimal dalam sehari 15 sampai 30 menit. Jika orang berjalan 1000 langkah setiap harinya itu sama dengan berlatih di fitness centre, apalagi jika orang juga berjalan mendaki. Ditambah lagi, kemungkinan mendapat cedera lebih kecil.
“Tidak perlu keluar rumah juga. Bagi orang yang rumahnya bertingkat bisa melakukannya dengan naik turun tangga selam 15 menit atau 30 menit, ini cukup,” terang Wardani.
Selain itu, Puskesmas Jetis juga mengajak masyarakat gemar mengomsumsi olahan jamu tradisional dan menjaga pola makan. Sebab, asupan nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk menjaga funsi normal dari sistem tubuh dan menjaga kekebalan tubuh.
Masih kata Wardani, jamu tradisional memang tidak bisa sepenuhnya menyembuhkan penyakit. Namun pada dasarnya fungsi jamu adalah sebagai pencegah datangnya penyakit. Sehingga, mengomsumsi jamu akan lebih baik dilakukan sebelum tubuh terserang penyakit.
“Jamu tidak untuk mengobati, tapi untuk maintance (memelihara) kekebalan tubuh. Kadang orang itu menyepelehkan, mereka meminum saat tubuhnya sakit. Padahal seharusnya jamu itu diminun sebelum terserang penyakit, gunanya untuk meningkatkan imunitas, pungkasnya.