Kranggan– Kunto Wijoyo (44), warga Penarip Gang 2, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Mojokerto menyalurkan kecintaannya terhadap kereta api (KA) ke hobi khusus. Pemain drum (drummer) kawakan ini meraup omzet Rp 12 juta setiap bulan dari hobi KA model.
1 dari 9

Kecintaan Kunto terhadap KA berlangsung sejak kecil. Sebab ayahnya dulu pegawai PT KAI yang pernah menjabat Kepala Stasiun Mojokerto. Sehingga hari-harinya sebagian habis bersama kereta.(Foto M Gusta kabarmojokerto.id)

Bapak 2 anak ini kepincut dengan hobi KA model (Kamod) sejak 2005 silam. Namun, ia tak juga mempunyai kamod lantaran tak mampu membeli. Baru sekitar 2015, Kunto bertekad membuat kamod sendiri.(Foto M Gusta kabarmojokerto.id)

Kini Kunto ahli memproduksi beragam miniatur KA. Mulai dari KA penumpang, KA barang dan KA sarana khusus dari zaman kolonial Belanda sampai kereta terbaru buatan PT INKA.(Foto M Gusta kabarmojokerto.id)

KA model buatan tangan (handmade) suami Evita Nurdiyanti (44) mirip dengan aslinya. Karena ia selalu melakukan riset sebelum memproduksi miniatur KA. Ukuran KA sungguhan ia perkecil dengan skala 1:80.(Foto M Gusta kabarmojokerto.id)

Hobinya itu menjadi bisnis sekitar 7 tahun terakhir. Selama ini, Kunto spesialis membuat gerbong KA. Bahan yang ia gunakan hanya mika, PVC dan akrilik. Harganya Rp 400-700 ribu per gerbong.(Foto M Gusta kabarmojokerto.id)

Untuk lokomotif, Kunto memesan ke temannya di Bandung, Jabar. Ia enggan memproduksi miniatur lokomotif karena pemasarannya kalah jauh dibandingkan gerbong KA. (Foto M Gusta kabarmojokerto.id)

Kunto juga melayani pembuatan miniatur lanskape lengkap dengan jalur KA. Harganya Rp 7-15 juta per meter persegi tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. (Foto M Gusta kabarmojokerto.id)