Mojokerto – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA Basoeni Kabupaten Mojokerto membuka pelayanan tindakan cuci darah atau Hemodialisa (HD).
Kabag Tata Usaha RSUD RA Basoeni Djoni Wintoro saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan. Mulai dari SDM hingga sarana prasarana. Ditahun 2023 ini, sebanyak 4 orang perawat diberangkatkan mengikuti pelatihan dan sertifikasi.
“Kita memberangkatkan 4 orang perawat mengikuti pelatihan hemodialisa ke Jakarta dan Surabaya. Dimana, pelatihan tersebut digunakan para perawat untuk menangani pasien yang melakukan cuci darah,” katanya.
Selain perawat, juga sudah ada 1 orang dokter pernah pelatihan dan memiliki sertifikat cuci darah. Namun demikian, Djoni belum bisa memastikan kapan pelayanan cuci darah terealisasi di rumah sakit pelat merah ini.
Untuk sementara ini, pihaknya akan fokua mempersiapkan dan memenuhi persyaratannya lebih dulu, salah satunya meningkatkan kompetensi para nakes dan dokter.
“Setelah mereka pulang tidak serta merta langsung membuka layanan cuci darah. Meekanismenya tetap harus kita lakukan juga, seperti tahapan pengajuan dan pengujian dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim,” terannya.
Djoni menambahkan, memohon doa masyarakat semoga layanan unit HD di RSUD RA Basoeni bisa segera terealisasi. Pasalnya, banyak masukan sekaligus keluhan masyarakat tentang pelayanan cuci darah, terutama untuk masyarakat Mojokerto di utara sungai.
Berdasarkan hal itu, Djoni menilai, pelayanan cuci darah sudah sangat diperlukan. RSUD RA Basoeni juga ingin membantu rumah sakit lain dalam hal pelayanan HD.
“Kalau ada pelayanan ini warga utara sungai yang ingin cuci darah tidak jauh-jauh. Apalagi juga bisa di akses warga daerah lain yang terdekat, seperti Jombang dan Lamongan,” pungkasnya.