BerandaSejarahRSUD RA Basoeni Mojokerto Targetkan Sumbang PAD Rp 60 M pada Tahun...

RSUD RA Basoeni Mojokerto Targetkan Sumbang PAD Rp 60 M pada Tahun 2023

MMojokerto – Pendapatan asli daerah (PAD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA Basoeni Mojokerto pada tahun 2023 kembali dinaikkan. Tahun ini dinaikkan menjadi Rp 60 miliar. Pada tahun 2022 rumah sakit pelat merah ini menargetkan menyumbang PAD sebesar Rp 55 milir.

Kabag Tata Usaha RSUD Basoeni Mojokerto, Djoni Wintoro menyampaikan, realisasi PAD RSUD Basoeni pada tahun 2022 memang melampaui target, yaitu mencapai sekitar Rp 72 miliar. Karena itu, target tahun ini kembali dinaikkan sebesar Rp 60 miliar dari target tahun sebelumnya.

Menurutnya, perolehan PAD rumah sakit pelat yang berada di Desa/Kecamatan Gedeg ini di tahun 2022 memang mengalami penurunan jika dibanding tahun 2021. Tahun 2021 menembus Rp 80 M lebih. Salah satu penyebab melambungnya PAD adalah tingginya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tipe C tersebut.

“Saat itu memang ada Covid-19 sehingga ada peningkatan sampai Rp 80 M, klaim pasien Covid-19 sangat besar ya. Saat ini sudah berubah, pasien Covid-19 sudah tidak ada,” kata Djoni kepada kabarmojokerto.id.


Memasuki tahun 2023 kondisi sudah normal kembali seperti sebelum adanya pandemi Covid-19. Meski begitu, Djoni optimis RSUD Basoeni mampu mencapai target PAD yang sudah ditentukan. Bahkan ia menyebut, kini setiap bulannya mampu memperoleh pendapatan hingga sekitar Rp 3,5 M per januari 2023.

“Sekarang kita sudah bisa sampai Rp 3,5 M per bulan sejak januari 2023. Kalau sebelum pandemi Covid-19 kita kisaran Rp 1,2 sampai 1,5 M setiap bulan, itu tahun 2019,” terangnya.

Ia menambahkan, salah satu cara menggenjot PAD yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. RSUD RA Basoeni akan berbuat lebih bagi kesehatan masyarakat melalui kegiatan promosi kesehatan (promkes). Praktiknya, RSUD RA Basoeni membangun kerjasama dengan semua puskesmas di wilayah utara sungai Mojokerto.


Selain itu, rumah sakit pelat merah ini juga membuat inovasi-inovasi pelayanan kesehatan. Sebab, menurut Djoni, RSUD Basoeni tidak ingin membuat suatu program yang sama dengan  rumah sakit lain. Seperti inovasi pelayanan kesehatan anak dan mata.

“Promosi kesehatan di tatanan rumah sakit telah mengalami perubahan tidak hanya bentuk memberikan informasi kesehatan kepada pasien, tetapi juga bagaimana rumah sakit bertanggungjawab membuat kebijakan dan sistem pelayanan yang mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan,” pungkas Djoni.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kabar Popular