BerandaSejarahSusuri Warung Remang-remang, Cara Puskesmas Sooko Rangkul Penderita HIV/AIDS

Susuri Warung Remang-remang, Cara Puskesmas Sooko Rangkul Penderita HIV/AIDS

Sooko – Puskesmas Sooko memiliki cara tersendiri menemukan dan merangkul orang-orang penderita HIV/AIDS. Diharapkan, masyarakat tidak memberi stigma negatif kepada para penderita.

Pengangung jawab program penanganan HIV/AIDS Puskesmas Sooko, Lia Herawati mengatakan, upaya pihaknya menemukan orang yang berpotensi tinggi mengidap HIV/AIDS  bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM)  Perkumpulan Keluargaa Berencana Indonesia(PKBI) Jawa Timur.

Setiap bulan, Puskesmas Sooko bersama PKBI memiliki agenda khusus jemput bola. Kerap kali jemput bola menyusuri warung remang-remang. Tidak hanya di wilayah Kecamatan Sooko, namun menyusur keseluruhan wilayah Kabupaten Mojokerto. Karena Puskesmas Sooko memberikan layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV.

“Biasanya kita menyasar warung remang di daerah Mojosari, tepi Jalan Bypass, lalu jalan yang mengarah ke Jatirejo. Tujuan kita ingin membebaskan penderita agar tidak dikucilkan dan mencegah penuluran serta memberikan edukasi,” katanya kepada Kabarmojokerto.id, Rabu (10/5/2023).


Setelah ditemukan, langsung dilakukan langkah pemberian obat dan pendataan. Selanjutnya diarahkan rutin memeriksa di Puskesmas Sooko. Lia menyampaikan, dengan cara ini ia berharap  para penderita HIV/AIS akan merasa diperhatikan. Namun, ketika di lapangan mandapati kendala. Tidak sedikit orang yang menerima dan percaya begitu saja jika didiagnosis HIV/AIDS.

“Meski tidak mau menerima, orang yang teridentifikasi mengidap HIV tetap kita tangani dan diarahkan pemeriksaan Puskesmas Kadang ada pasien sulit diajak komunikasi, kita hubungi tidak direspon,”  jelas Lia.

Lia menyampaikan, Puskesmas Sooko juga menerima pasien HIV/AIDS kiriman dari puskesmas lain yang bukan PDP. Pihaknya memberikan layanan Konseling dan Tes HIV secara sukarela (KTS) pada masyarakat yang datang. Bahkan terkadang ada pasien yang secara sukarela dan meminta untuk diberikan konseling tentang HIV/AIDS dan melakukan pemeriksaan tes HIV.

“Yang datang ke sini pasti kita terima. Kita tidak ingin pasien HIV tidak tertangani. Semua layanan pasti dipermudah, mulai dari pendaftaran dan pemberian obat,” ungkapnya.


Saat ini, Puskesmas Sooko menangani 69 orang penderita HIV/AIDS dari beragam usia. Menurut Lia, mayoritas penderita laki-laki dan masih lanjang. Bahkan ada yang masih pelajar.

Ia menyebut, pasiennya didominiasi penuluran virus HIV akibat hubungan badan yang menyimpang, yaitu kategori lelaki seks lelaki (LSL) atau biasa disebut gay.

“Penularan  LSL itu bisa terjadi karena mereka berhubungan badan. Memang kan mereka tidak menikah. Kebangakan pasien LSL ya. Tapi ada juga pasangan suami istri berusia 56 tahun ada yangvmasih pelajar,” bebernya.

Puskesmas Sooko membuka layanan pemeriksaan HIV/AIDs setiap hari rabu. Soal biaya tidak perlu khawatir, bagi warga Mojokerto bisa menggunakan BPJS atau NIK. Sedangkan warga Mojokerto dikenakan biaya retribusi sebesar Rp 10 ribu.


Anjuran tes HIV ini terutama ditujukan pada ibu hamil, pasien IMS, pasien TB, pasangan ODHA, pasien hepatitis. Setelah mengetahui hasil tes, maka terhadap pasien tersebut diberikan konseling pasca tes oleh konselor Puskesmas untuk mendapatkan layanan PDB.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kabar Popular