Dawarblandong – Penyakit kanker serviks dan payudara menjadi salah satu penyebab kematian perempuan paling tinggi di dunia. Penyakit ini bisa menyerang pasien pada usia berapa pun. Semakin bertambah usia, risiko seseorang mengalami kanker pun menjadi semakin besar.
Melalui program Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), UPT Puskesmas Dawarblndong berupaya medeteksi dua jenis kanker sedini mungkin. Sebab, kanker dapat dicegah ketika didiagnosis sejak dini.
Kepala UPT Puskemas Dawarblandong, Deny Setiawan menuturkan, selain melayani pemeriksaan penyakit seperti jantung, kencing manis, dan darah tinggi, layanan Posbindu di Desa-desa juga berupayan mendeteksi penyakit kanker.
Namun, pelayanan pemeriksaan kanker dengan Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ) ini tidak digelar secara rutin. Karena ia sangat menyadari masyarakat belum sepenuhnya menyadari pentingnya mencegah kaker. Disamping itu, masih banyak perempuan yang enggan karena merasa malu takut sakit, atau bahkan jika hasilnya tidak sesuai harapan.
Sehingga, UPT Puskesmas menggelar pemeriksaan IVA di kegiatan-kegiatan tertentu setelah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan.
“Seandainya masyakat paham kalau ini (pemeriksaan IVA) dapat mencegah kanker, maka orang mau semua,” katanya kepada kabarmojokerto.id.
Deny menjelaskan, seiring berjalannya waktu, berkat pelayanan ini banyak perempuan yang semakin sadar dan memahami pentingnya menjaga kesehatan rahim dan payudara.
“Awalnya kunjunggan itu dibawah 10 persen. Sekarang capaian IVA Puskesmas Dawarblandong paling tinggi se Kabupaten Mojokerto, mencapai 120 persen. Kuncinya ya dipenyuluhan,” jelasnya.
Meski layanan tersebut terus digencarkan, sejauh ini belum ditemukan satu orang perempuan pun mengindap penyakit kanker rahim dan payudara.
Seandainya ditemukan, lanjut Deny, pihaknya akan mengarahkan untuk dilakukan pemeriksaan pap smear. Mengingat pap smear biayanya murah, praktis, dan sangat mudah untuk dilaksanakan. Selain itu peralatannya pun sederhana.
Namun, Deny menyatakan, pemeriksaan pap smear juga merupakan suatu kendala. Karena biayaanya tidak ditanggung oleh BPJS. Sehingga, ia berharap persoalan ini bisa dipecahkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto agar meringankan beban masyarakat.
“Orang itu kadang berfikir soal pembiayaan, karena biaya mandiri dan tidak ditanggung BPJS. Mungkin kedepan kita bekerjasama dengan pihak rumah sakit. Tapi itu menjadi PR Dinas Kesehatan. Kita tugasnya skrining, kalau finishing itu memang tugasnya Dinas Kesehatan,” pungkasnya.